TUGAS BIOLOGI LAUT
ANEMON LAUT
OLEH :
REZANI ANHAR G1F109210
SUSRI ZULAENI G1F109204
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Golongan Coelenterata merupakan invertebrata yang sebagian besar hidupnya dilaut. Ukuran tubuhnya
merupakan yang paling besar baik yang soliter maupun yang berbentuk koloni jika dibandingkan dengan invertebrata lainnya. Cara hidupnya yang
melekat didasar perairan, disebut polip, ada yang berenang bebas disebut medusa.
BENTON danWERNER (dalam SOEKAR-NOetal. 1981) menyebutkan bahwa binatang penghuni terumbu karang terbagi dalam tiga
kelompok berdasarkan waktu dan usaha memperoleh makanannya. Kelompok pertama mempakan binatang yang mencari makan
diluar atau disekitar terumbu karang pada waktu malam hari dan tinggal atau istirahat didaerah terumbu karang pada waktu siang harinya.
Kelompok kedua, merupakan kebalikannya, mencari makan pada siang hari dan kembali untuk tinggal atau istirahat didaerah terumbu karang
pada malam harinya. Sedang kelompok ketiga adalah keompok yang selalu berada di daerah terumbu karang, tinggal, istirahat dan mencari
makan di daerah ini. Salah satu diantara sekian banyak binatang itu adalah
anemon laut yang bentuk tubuhnya menyerupai bunga.
Anemon laut ini merupakan salah satu anggota kelas ANTHOZOAyang bentuk
tubuhnya bervariasi dengan kombinasi warna yang indahdipandang (CARSON 1974).
Hidupnya soliter dan tidak mempunyaipercabangan. Mempunyai tentakel yang berisi
udara (hollow tentacle).Biasanya di sela-sela tentakel itu mempakan tempat yang
ideal bagi ikan-ikan hias.
B. Tujuan dan Manfaat
Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat dari
makalah ini adalah :
Tujuan :
a. Memenuhi tugas mata Kuliah Biologi laut.
b. Agar para pembaca dapat
mengetahui tentang anemone laut, manfaat serta bahayanya.
Manfaat :
1.Agar para pembaca dapat mengenal lebih mengenai anemone laut.
2.Agar para pembaca dapat memperoleh informasi tentang anemone laut.
BAB II
ISI
A.
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
HICKMAN (1967) menggolongkan anemon laut sebagai berikut:
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Anak kelas : ZOANTHARIA
Bangsa : ACTINIARIA
Suku : - Stichodactylidae
- Edwardsiidae
- Galateathemidae
- Bathyphelliidae
- Actinosiidae
Filum : COELENTERATA
Kelas : ANTHOZOA
Anak kelas : ZOANTHARIA
Bangsa : ACTINIARIA
Suku : - Stichodactylidae
- Edwardsiidae
- Galateathemidae
- Bathyphelliidae
- Actinosiidae
Dan secara morfologi bentuk tubuh anemon seperti bunga, sehingga juga
disebut mawar laut. Selanjutnya HICKMAN
(1967) membagi tubuh anemon laut menjadi tiga bagian yaitu :
1. keping mulut (oral disc);
2. badan (co-lumn) dan
3. pangkal atau dasar (base).
1. keping mulut (oral disc);
2. badan (co-lumn) dan
3. pangkal atau dasar (base).
Sedangkan DUNN (1981) membaginya menjadi empat bagian yaitu : keping mulut; badan; pangkal dan
tentakel-tentakel (Gambar 1). Lipatan yang bundar diantara badan dan keping mulut membagi binatang ini kedalam kapitulum di bagian atas dan
scapus bagian bawah. Di antara lengkungan seperti leher
(collar) dan dasar dari kapitulum terdapat"fossa". Hubungan antara
keping kaki atau pangkal (pedal disc) danbadan disebut limbus. Dalam keadaan
berkontraksi, bagian tepi otot "sphincter' yang terletak pada dasar dari kapitulum dapat berfungsi
untuk membuka dan menutup
keping mulut. Keping mulut bentuknya datar,melingkar, kadang-kadang mengkerut,
dan dilengkapi dengan tentakel kecuali pada jenis Limnactinia, keping mulut tidak dilengkapi dengan tentakel.
Lubang mulut terletak pada daerah yang lunak yang disebut peristome. Tentakel yang mengandung nematokis (sel
penyengat), jumlahnya bervariasi dan umumnya menutupi oral disc, tersusun melingkar atau berderet radial. Jumlah tentakel biasanya
merupakan kelipatan dari enam dan tersusun dalam dua deret lingkaran berturut-turut dimulai dari lingkaran yang paling dalam. Kelipatan
yang dimaksud adalah 6 tentakelpertama (paling dalam dan paling tua), 6 bagian
tentakel kedua, 12 bagian tentakel ketiga, 24 bagian tentakel ke empat dan seterusnya. Tentakel
pertama biasanya ukurannya paling besar, makin besar jari-jarilingkarannya,
ukurannya makin kecil. Pada umumnya anemon lautmempunyai septa yang
berpasangan.
Gambar 1. Susunan tubuh dari Anemon laut ( MICHAEL 1992 ).
B. HABITAT, MAKANAN, DAN CARA MAKAN
1. Habitat
Bangsa Actiniaria pada umumnya tersebar
luas, sama halnya dengan anggota kelas Anthozoa lainnya, ditemukan pada perairan pantai dari yang hangat sampai kedaerah yang dingin
sekali. Mereka hidup soliter dan menempel pada dasar yang kuat atau lunak dan sebagian ada yang sedikit membenam di dasar yang berpasir
dengan bantuan keping kaki (pedal disc). Tempat hidupnya di bawah garis surut terendah, dapat berpindah tempat dengan cara merangkak
dengan menggunakan keping kaki dengan bantuan ombak dan kontraksi pada ototnya. Beberapa kelompok juga dapat berpindah atau berenang
menggunakan tentakelnya (HICKMAN 1967).
Menurut UCHIDA (1938), bahwa ada satu
macam Anemon yang dapat
berenang yaitu dari jenis Bobceroides
me murrichi yang terdapat di teluk Mutsu, Jepang. Jenis ini banyak ditemukan dipantai
sebelah selatan Jepang menempel atau berenang diantara rumput laut. Pada umumnya anemon banyak dijumpai
pada daerah terumbu karang yang dangkal, di goba atau di lereng terumbu tapi
ada juga yang hidup di tepian padang lamun (Tabel : 1). CARLGREN (1956) dalam
penelitiannya menemukan beberapa jenis dari anemon yang hidup di kedalaman 6000
meter dan bahkan lebih dari 10.000 meter (Tabel 2). Anemon jarang dijumpai pada
daerah terumbu karang yang persen-tase tutupan karang batunya tinggi.
Tabel 1. Bangsa
Actiniaria yang terdapat di perairan Indonesia dengan habitat dan kedalamannya
(DUNN 1981).
2. Makanan
Anemon adalah binatang laut yang karnivora
dan karenanya dapat memakan hampir setiap mahluk hidup di laut yang masuk dalam jangkauannya. Anemon mampu makan dalam
jumlah sangat banyak, tetapi sebaliknya apabila makanannya sedikit (jarang) tubuh anemon dapat menyusut (mengkerut)
dengan jalan melipat diri sehingga bentuknya seperti bola dengan tentakelnya sedikit tersembul keluar. Hal semacam ini juga
dilakukan apabila dalam keadaan bahaya. Makanan yang terdiri dari moluska, krustasea,ikan dan
invertebrata lain, makanan atau mangsa ditangkap olehtentakel dengan bantuan
nematokis yang dapat melumpuhkan mangsanya (STORER et al 1968).
Tetapi ada pula beberapa obyek yang langsung terpegang oleh mulut. Mulut
dan kerongkongannya dapat membuka dengan lebar sesuai dengan kebutuhan.Makanannya dicerna dalam
ruangan gastrovaskuler dengan bantuan enzym yang disekresikan, kemudian diserap oleh gastrodermis. Sisa-sisa makanan yang tidak
dapat dicerna dibuang melalui mulutnya. Anemon juga memperoleh makanan dari persediaan makanan yang dilakukan oleh ikan giru
yang hidup bersimbiose diantara
tentakel-tentakel atau farinks dari anemon sebelum makanan itu diambil kembali oleh ikan (HODSON 1981).
C. BEBERAPA ANEMON BERBISA
Beberapa anemon mengandung bisa yang beracun yangterkonsentrer pada
tentakel. Sengat atau bisa penyengat dari ane-mon ini mengandung dua jenis
protein aktif dan yang lemah, salahsatu dari protein ini (yang aktif) tampaknya
dapat menghalangipenyaluran ion-ion pada sel-sel saraf mang-sanya,
sehinggamenghentikan sinyal saraf. Kedua protein ini secara
bersama-samaberfungsi sinergis dan menyerang daerah sel-sel darah
merahsedemikian rupa dan raksinya seperti pada bisa lebah dan ular.
Tabel 2. Beberapa jenis dari Bangsa Actiniaria yang terdapat di lautan Atlantk dan Antartika dengan
kedalamannya (CARLGREN 1956).
Jenis protein yang aktif letaknya hanya pada tentakel dan oral disc, sedang yang lemah terdapat di seluruh tubuhnya (HICKMAN, 1967). Menurut MINTON (1974) ada tiga jenis
anemon laut yang mengandung bisa beracun:
1. Ammonia sulcata, lebih dikenal dengan
anemon penyengat, dariEropa hidup di lautan Atlantik bagian timur dan Medi-
terania danmerupakan jenis umum dari perairan dangkal.
2. Actinodendron plumosum, disebut
anemon api neraka hidup di perairan tropis, Pasifik.
3. Rhodactis howesi, disebut anemon
Matamutu. Walaupunanemon ini mengandung racun, tetapi di Polenesia
seringdimakan dengan lebih dulu dimasak. Bila tidak dimasak racunnyatidak
hilang. Hidup di perairan tropis Pasifik dan Samudera Hindia.
Luka akibat terkena anemon laut biasanya terasa hanya sakit setempat yang dapat berkembang menjadi
bintik merah di kulit dengan rasa panas dan gatal, melepuh dan rasanya seperti ditusuk-tusuk oleh
benda runcing. Kemudian menjadi luka dan akan sembuh perlahan-lahan setelah beberapa
hari.
Di Pulau Seribu apabila penduduk salah mengolah anemon ini maka orang yang memakan anemon ini akan merasa
gatal-gatal, tetapitidak membawa akibat yang serius. Akibat yang fatal dari sengatan dari bisa
anemon laut di Pulau Seribu sampai sekarang belum pernah terjadi baik dalam laporan lisan maupun laporan tulisan. ZERVOS
(dalam MINTON 1974) mengatakan bahwa di Mediterrania pernah terjadi kematian pada penyelam spon di Jepang akibat sengatan
dari anemon yang menempel pada spon, namun tidak disebutkan jenisnya.
D. BEBERAPA MANFAAT ANEMON DAN CARA PENGAMBILANNYA
Anemon laut adalah binatang yang seluruh tubuhnya lunak dan mempunyai sungut (tentakel) dibagian
atas,serta mengeras dibagian bawah yang dipergunakan sebagai alat untuk menempel pada benda lain. Jika dipandang sangat
menarik karena beraneka warna dengan lambaian tentakel yang selalu mengikuti gerakan air. Hidupnya yang menempel pada karang mati di
daerah terumbu karang menjadikan pemandangan yang indah semakin bertambah cantik.
Karena itu menurut DUNN (1981) peranannya dalam ekosistem terumbu karang adalah bahwa
mereka saling melengkapi satu sama lainnya. Hal ini berarti bahwa kelompokkelas Anthozoa
ini dapat bersifat persaingan terbatas atau mungkin membentuk semacam kerja sama. Selanjutnya
DUNN (1981)menjelaskan bahwa perbedaan-perbedaan lingkungan yang sukar diketahui dalam faktor-faktor tersebut,
seperti halnya kekeruh anair, perbedaan suhu dan terlindung atau tidaknya habitat dari kelas Anthozoa dapat menggeser keseimbangan dari
keuntungan kelompok yang satu
kepada kelompok yang lain.
Sedang ALLEN(1974) mengatakan bahwa anemon laut menjadi tempat hidup bersama bagi 26 jenis ikan hias Anphiprion termasuk satu jenis Premas biaculeatus. Beberapa pakar
mengatakan bahwa antara kedua jenis binatang ini terjalin merupakan simbiose yang bersifat mutualistik (VERWEY 1930 dan DUNN 1981).
Di Kepulauan Seribu menurut keterangan dari penduduk setempat bahwa anemon-anemon ini dapat
dimakan baik yang bertentakel panjang maupun yang bertentakel pendek. Bagi anemon yang bertentakel panjang dan bila
terpegang tidak melekat mereka memberi nama "Rambu-Rambu". Sedangkan VERWEY (1930) mengatakan anemon yang tentakelnya
pendek-pendek dan bila tersentuh lengket ditangan yaitu jenis Stylodactyla gigantea oleh penduduk Pulau Seribu diberi nama
Kalamunat. Jenis Heteractis aurora di Laut Merah dikenal dengan nama "Anemon penggali" atau "The digging sea
Anemon" (FISHE-LON 1965, 1970dalam DUNN 1981) sedang di Maluku jenis Stichodactyla mertensii mendapat nama anemon pantat ayam (DUNN
1981).
Seperti sudah disebutkan di atas bahwa di Kepulauan Seribu semua anemon dapat dimakan dan karenanya menurut
mereka pada sekitar tahun 1989/1990 pernah terjadi permintaan dari Jakarta pada penduduk Pulau Seribu untuk menjual
anemon yang sudah direbus setengah matang dengan harga Rp. 2.500/kg. Namun perdagangan ini tak berlangsung lama
padahal mereka (nelayan) sudah menyediakan stok cukup banyak, karena disamping mereka mencari di sekitar Pulau Seribu
mereka juga sudah merambah sampai ke Lampung. Kejadian ini menurut keterangandari beberapa
penduduk mungkin karena mereka mencuci kurang bersih sebelum direbus sehingga setelah matang
lendirnya masih juga keluar dan ini yang menyebabkan gatal bagi yang memakannya tapi biasanya tidak
membahayakan. Sampai sekarang belum ada lagi permintaan seperti itu. Sebagaimana makanan yang lain anemonpun mempunyai rasa
yang khas, yakni seperti babat kambing. Karena itu cara memasak, bumbunya sama dengan memasak babat kambing, demikian
menurut keterangan dari mereka.
Selain dimakan, yang sudah umum dilakukan adalah diambil untuk keperluan mengisi aquarium laut. Untuk itu
sebelum anemon dibawa kelain tempat (aquarium) maka mereka menampungnya lebih dulu dengan tujuan agar nanti dibawa
anemon dalam keadaan segar tidak layu karena sudah beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Tempat penampungan di Kepulauan
Seribu berada diPulau Panggang sedang harga belinya dari nelayan dari ukuran kecil sampai sedang Rp. 500/ekor. Anemon-Anemon
untuk keperluan aquarium ini
oleh penduduk Pulau Seribu dan para penggemar aquarium diberi nama "Kapet".
1. Cara pengambilan anemon
Anemon adalah binatang yang hidupnya menempel
pada benda keras di dasar laut dari
yang dangkal sampai pada kedalaman 6000 m dan bahkan lebih dari perairan yang hangat sampai pada perairan yang dingin sekali. Tubuhnya
lunak sehingga kalau diambil secara paksa akan terpotong (ada bagian tubuhnya yang tertinggal). Oleh karena itu menurut
keterangan dari penduduk (nelayan) Pulau Seribu pengambilan anemon harus disesuaikan untuk apa anemon itu diambil. Apabila
pengambilan itu untuk keperluan akan dimasak untuk dimakan maka cara pengambilannya tidaklah sukar, cukup
menggunakan sebilah pisau atau bambu untuk mengungkit bagian dasar yang menempel pada bagian karang mati atau benda keras
lainnya sebagai substrat. Selanjutnya anemon dimasukkan kedalam tempat bisa berupa karung atau keranjang atau tempat lainnya
untuk dibawa ke darat.
Lain halnya kalau pengambilan anemon itu
untuk keperluan mengisi aquarium maka pengambilannya harus hati-hati dan mempergunakan alat seperti pahat dan palu serta membawanya pun harus dengan "dondang" yaitu
keranjang yang kanan kirinya atau sekelilingnya diberi pelampung atau tempat lain yang dapat mengapung dan tidak
menjadikan bertumpuk apabila diisi
oleh Anemon. Cara pengambilannya ialah dengan cara memahat sekeliling tempat menempelnya agar anemonnya tidak lepas dari substratnya,
sehingga anemon tadi tidak merasa terganggu. Dapat juga pengambilannya tidak dengan memakai alat yaitu dengan perlahan-lahan
anemon diambil dari substratnya dan dipindahkan ke substrat yang lain di aquarium.
Hasilnya biasanya mereka tidak tahan lama
hidup, lain halnya jika diambil bersama substratnya. Oleh karena itu yang biasanya diambil adalah Anemon dengan ukuran tidak
terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil. Biasanya disesuaikan dengan permintaan pasar atau penggemar aquarium. Jenis-jenis
yang diambil adalah pada umumnya bermukim di tempat yang dangkal yang mempunyai kedalaman berkisar antara 2 sampai 3 meter. Berbeda dengan pengambilan Anemon untuk dimakan
mereka mengambil yang besar-besar sebab kalau sudah dimasak tubuhnya mengerut dan mengecil. Hal ini mungkin karena
kandungan airnya telah keluar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemone merupakan golongan Coelenterata. Anemon banyak dijumpai terutama di laut yang dangkal
dengan kedalaman antara 2– 3 meter. Tidak hanya di laut dangkal tetapi juga ada
di laut dalam. Anemon adalah
binatang laut yang karnivora dan karenanya dapat memakan hampir setiap mahluk hidup di laut yang masuk dalam jangkauannya. Anemone laut juga
dimanfaatkan sebagai makananan, tetapi ada beberapa anemone yang berbisa.
B. Saran
Anemone merupakan salah satu hewan yang indah, karena warna dari anemone itu sendiri yang
membuat anemone menjadi sangat menakjubkan. Anemone sangat penting bagi ekosistem terumbu karang, untuk itu kami menghimbau
kepada teman-teman untuk tidak merusak ekosistem yang ada. Karena itu jagalah lingkungan laut untuk generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
ALLEN, G.R. 1974. Damselfishes of the south Seas. T.F.H. Publications, Inc.
Sydney, Australia P : 50-62.
CARLGREN, 0. 1956. Actiniaria from depth exceeding 6000 m In. Scientific
Result of The Danish Deep Sea Expe-dition Round the World 1950- 52. 2 : 9-16.
CARSON, R. 1974. The edge of the sea Dengerous Sea Creatures. Time life
Tele-vision USA p: 90-i77.
Lampiran